Dalam pelaksanaan Tracer Study, kriteria pekerjaan lulusan saat ini dikelompokkan ke dalam 5 kategori, yaitu bekerja full time/part time, wiraswasta, melanjutkan pendidikan, tidak kerja tetapi sedang mencari kerja, Belum memungkinkan bekerja.
Dari hasil tracer study yang disajikan, kita dapat melihat data mengenai status pekerjaan lulusan dari berbagai program studi (prodi) di sebuah institusi pendidikan. Data ini mencakup beberapa kategori, yaitu jumlah lulusan yang bekerja (baik full time maupun part time), yang belum memungkinkan untuk bekerja, wiraswasta, melanjutkan pendidikan, dan yang tidak bekerja tetapi sedang mencari kerja. Dengan menganalisis data ini, kita dapat memahami lebih dalam mengenai prospek kerja lulusan serta tantangan yang dihadapi oleh mereka setelah menyelesaikan pendidikan.
Salah satu temuan menarik dari data ini adalah bahwa prodi Ilmu Hukum memiliki jumlah lulusan yang bekerja paling tinggi, yaitu 78 orang, diikuti oleh prodi Kesehatan Masyarakat dengan 58 orang. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan dari prodi-prodi tersebut memiliki peluang kerja yang lebih baik dibandingkan dengan prodi lainnya. Sebaliknya, prodi Pendidikan Luar Sekolah dan Profesi Ners menunjukkan angka yang sangat rendah, dengan masing-masing hanya 2 dan 1 lulusan yang bekerja. Ini bisa menjadi indikasi bahwa ada tantangan yang signifikan dalam memasuki pasar kerja bagi lulusan dari prodi tersebut.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa banyak lulusan yang memilih untuk melanjutkan pendidikan. Misalnya, prodi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter memiliki persentase yang tinggi dalam kategori melanjutkan pendidikan, masing-masing dengan 23 dan 56 orang. Hal ini bisa diartikan bahwa lulusan dari prodi tersebut merasa perlu untuk meningkatkan kualifikasi mereka sebelum memasuki dunia kerja. Di sisi lain, ada juga lulusan yang tidak bekerja tetapi sedang mencari kerja, seperti pada prodi Akuntansi dan Manajemen, yang menunjukkan bahwa meskipun mereka telah menyelesaikan pendidikan, mereka masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Kesimpulannya, data tracer study ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi lulusan dari berbagai prodi. Meskipun ada prodi yang menunjukkan hasil positif dalam hal penyerapan tenaga kerja, masih ada prodi lain yang perlu perhatian lebih untuk meningkatkan peluang kerja bagi lulusannya. Institusi pendidikan perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi dan pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja, serta memberikan dukungan yang lebih baik bagi lulusan dalam proses pencarian kerja. Dengan demikian, diharapkan lulusan dapat lebih siap dan kompetitif dalam menghadapi tantangan di dunia kerja.
Pekerjaan Lulusan Per Prodi
Dari hasil tracer study yang disajikan, kita dapat melihat data mengenai status pekerjaan lulusan dari berbagai program studi (prodi) di sebuah institusi pendidikan. Data ini mencakup beberapa kategori, yaitu jumlah lulusan yang bekerja (baik full time maupun part time), yang belum memungkinkan untuk bekerja, wiraswasta, melanjutkan pendidikan, dan yang tidak bekerja tetapi sedang mencari kerja. Dengan menganalisis data ini, kita dapat memahami lebih dalam mengenai prospek kerja lulusan serta tantangan yang dihadapi oleh mereka setelah menyelesaikan pendidikan.
Salah satu temuan menarik dari data ini adalah bahwa prodi Ilmu Hukum memiliki jumlah lulusan yang bekerja paling tinggi, yaitu 78 orang, diikuti oleh prodi Kesehatan Masyarakat dengan 58 orang. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan dari prodi-prodi tersebut memiliki peluang kerja yang lebih baik dibandingkan dengan prodi lainnya. Sebaliknya, prodi Pendidikan Luar Sekolah dan Profesi Ners menunjukkan angka yang sangat rendah, dengan masing-masing hanya 2 dan 1 lulusan yang bekerja. Ini bisa menjadi indikasi bahwa ada tantangan yang signifikan dalam memasuki pasar kerja bagi lulusan dari prodi tersebut.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa banyak lulusan yang memilih untuk melanjutkan pendidikan. Misalnya, prodi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter memiliki persentase yang tinggi dalam kategori melanjutkan pendidikan, masing-masing dengan 23 dan 56 orang. Hal ini bisa diartikan bahwa lulusan dari prodi tersebut merasa perlu untuk meningkatkan kualifikasi mereka sebelum memasuki dunia kerja. Di sisi lain, ada juga lulusan yang tidak bekerja tetapi sedang mencari kerja, seperti pada prodi Akuntansi dan Manajemen, yang menunjukkan bahwa meskipun mereka telah menyelesaikan pendidikan, mereka masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Kesimpulannya, data tracer study ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi lulusan dari berbagai prodi. Meskipun ada prodi yang menunjukkan hasil positif dalam hal penyerapan tenaga kerja, masih ada prodi lain yang perlu perhatian lebih untuk meningkatkan peluang kerja bagi lulusannya. Institusi pendidikan perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi dan pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja, serta memberikan dukungan yang lebih baik bagi lulusan dalam proses pencarian kerja. Dengan demikian, diharapkan lulusan dapat lebih siap dan kompetitif dalam menghadapi tantangan di dunia kerja.